![]() |
Foto: Serpihan perahu milik bapak Salahudin |
12 bot dan 2 perahu milik masyarakat menjadi sasaran amukan badai yang terjadi sekitar pukul 21.00 WIB tersebut. Akibatnya, 1 perahu rusak parah, tidak ada yang tersisa, selain serpihan kapal yang berceceran di sepanjang pantai, sementara perahu yang lain juga rusak parah. Ditaksir, kerugian masyarakat mencapai angka ratusan juta rupiah.
Salahudin (29) tahun, salah satuh pemilik perahu mulai mempertanyakan keperdulian pemerintah setempat setelah 4 bulan meratapi kapalnya yang hancur. Ia ingin kejelasan tentang nasibnya bersama 13 pemilik perahu lainnya, apakah akan mendapat bantuan dari pemerintah atau tidak.
"Sudah 4 bulan kami menunggu kabar dari pemerintah, apakah kami ini diberikan bantuan atau tidak. Sebagai masyarakat kecil kami sangat berharap bantuan itu datang," Katanya kepada media ini melalui telepon.
Setelah mendengar keluhan masyarakat pemilik perahu, Kepala Desa Sangiang dalam waktu dekat berencana untuk menanyakan kembali kabar tersebut, kepada pemerintah setempat.
"Nanti akan saya tanyakan kabar itu, yang jelas kita sudah memasukan surat 4 bulan yang lalu," Kata Arasid kepada media ini melalui Telepon.
Pemerintah Desa Sangiang mengaku belum mendapatkan balasan dari pemerintah terkait surat pemberitahuan yang mereka masukan 4 bulan yang lalu.
"Belum ada kabar sama sekali, makanya nanti mau saya tanyakan," Terang Arasid.
Hingga berita ini ditulis, Pemetintah Kabupaten Bima dan BNPB masih dalam upaya konfirmasi.
Furkan/Indikatorntb