![]() |
Foto : Penulis (Berkacamata) |
Indikatorntb.com - Guru adalah ruh negeri, yang tugasnya menciptakan generasi-generasi yang progresif untuk menjaga dan meneruskan masa depan negara. Ki Hajar Dewantoro dengan pepatah bijaknya “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” jika kita artikan bahwasannya sangatlah cantik, yaitu seorang pendidik/guru harus memberikan contoh yang baik untuk murid-muridnya atau masyarakat, seorang pendidik harus semangat membangun karakter, jati diri seorang murid, dan seorang guru sebagai motifasi penyemangat seorang murid atau masyarakat.
Zaman yang sudah berbeda,
sistem pendidikan bukan lagi mempermasalahkan “budi”. Berbeda halnya tahun 70-90an, pada saat itu guru adalah seorang
yang berwibawa, seorang yang dihormati. Guru di era itu benar-benar membangun
karakter peserta didik, yang mana adalah selalu menekankan bahwa pendidikn
moral adalah penting. Maka tidak heran jika, pejabat-pejabat sekarang yang dulu
masa kecilnya masih di ajarkan tentang kepribadian yang benar, beranggapan
bahwa ada perbedaan, dan tidak menekankan pada sistem yang rumit. Sehingga
sekarang menjadi orang-orang yang besar.
Guru pada zaman itu, tak
pernah mengeluh akan profesinya sebagai pendidik, meski tanpa gaji yang belum
cukup untuk makan satu bulan. Namun tingkat keberhasilan untuk menjadikan
generasi-generasi penerus bangsa pun tidak diragukan.
Berbeda halnya dengan
zaman yang dinamai era milenial ini, pendidikan bukan lagi berlomba-lomba menciptakan
generasi-generasi yang hebat, pendidik bukan lagi mengajar seperti apa yang
harus di ajarkan kepada murid, namun untuk menjadi pendidik saja, harus memenuhi
syarat administratif dari pemerintah. Sehingga seorang pendidik/guru di
sibukkan dengan urusan-urusan administratif itu. Sehingga apa yang dilakukan
seorang guru bukanlah fitrahnya lagi. Maka tak heran, di zaman ini banyak
peserta didik yang tak memiliki moral kepribadian yang baik, budi pekerti
menjadi hal yang langka di dalam dunia pendidikan.
Seperti beberapa kasus-kasus belakangan ini, yang sempat
menjadi trending topik di sosial media, seorang guru masuk tahanan gara-gara
mencubit murid, seorang guru di laporkan gara-gara menjewer telinga murid, yang
masih hangat seorang guru muda di bunuh muridnya sendiri. Kasus-kasus ini
menggambarkan bahwa seorang guru sudah kehilangan kewibawaannya sebagai seorang
pendidik, dan patut dikatakan bahwa generasi penerus bangsa ini krisis akan
moral.
Permasalahan lain dalam
dunia pendidikan yang juga patit kita perhatikan ialah, kalangan masyarakat banyak yang bercita-cita menjadi
seorang guru, namun jika di perhatikan lebih lanjut, bukan karena kewibawaan
seorang guru saja yang diingikan, melainkan seorang guru digaji sangat besar
oleh pemerintah apa lagi sudah bersetatus Pegawai Negeri.
Jika kita kritisi
bahwasannya, syarat menjadi seorang guru harus menempuh pendidikan perguruan
tinggi, maka secara otomatis kita membahas terkait Mahasiswa masa kini. Bagaimana dengan mahasiswa saat ini khususnya
kepada Fakultas Pendidikan, tentunya banyak dari kalangan mahasiswa yang juga
apatis terkait hal-hal fitrahnya seorang pendidik, dalam perkuliahannya pun
hanya hadir untuk mengisi anbsensi kampus, tanpa mengasah keilmuannya dalam
mata kuliah yang ditempuhnya. Hal ini lah yang membuat generasi pendidik tidak lagi
mempunyai pandangan yang luas untuk menerapkan ilmu yang di dapan sesui dengan
karakter pesertadidiknya, melainkan kuliah hanyalah formalitas untuk menempuh
keinginan menjadi seorang guru dengan gajinya.
Lalu
bagaimana dengan generasi penerus seperti itu? Permasalahan ini tidak bisa
diangap sepele karena permasalahan kecil ini akan berdampak besar terhadap
kelangsungan masa depan negeri ini. Lantas bagaimana menanggulangi hal ini?
Tidak bisa dipungkiri bahwasannya berbagai cara yang sudah di lakukan bahkan
sudah di terapkan pun masih belum cukup merubah karakter pribadi peserta didik,
kesalahan ini sudah lama, maka hal ini akan sulit untuk di perbaiki.
Pendidikan
moral sudah di ajarkan sejak anak berusia dini, tinggkat Sekolah Dasar di
ajarkan sopan santun. Namun dalam berjalannya ke usia remaja, karakter yang
sudah dibentukpun masih saja berubah dan tak sesui dengan sikap seorang murid.
Apakah akibat globalisasi modern ataukah ada yang salah dalam perjalanan sistem
pendidikan di masa kini?. Hal ini perlu di selidiki lebih lanjut agar maslah
ini tidak berkembang dan menjadi bom yang mematikan untuk menghancurkan
karakter negeri ini, terutama kepada orang tua dari anak, harus memperhatikan
betul perlakuan anaknya mulai dari sikap dan sifatnya. Karena pelajaran mengenai
karakter yang paling penting adalah dari lingkungan keluarga.
Penulis : Irfan
efendi