![]() |
Ilustrasi (foto : beautynesia). |
Di sawah para pekerja tidak menunggu pagi. Cangkul mengayun tanah kenyal dibakar siang. Matahari berjalan naik. Panas Mulai terik. Peluh menetes sesaat hentikan ayunan langkah untuk dua sujud dhuha dihamparan sawah pada sajadah rumput bekas embun.
Dahi bersujud pada tanah terendah. Berlumpur dan bau apeg. Bercampur debu dan pasir. Tasbihku kelu , takbirku beku perlahan kuucap untuk Tuhan yang makin jauh.
Puasaku hanya menahan lapar dan haus pada siang hari. Tak sempat men-deres suhuf-suhuf suci. Hanya shalat tarawih selepas isya dengan kepala ngantuk dan kaki ngilu karena bekerja sedari pagi. Khusyu tidak ... apalagi iklas .. ? Entahlah hanya itu yang aku bisa.
Sepanjang yang aku dengar dari para khatib dan ustadz yang semangat berceramah. Ada malam 1000 bulan katanya. Pun dalam beberapa ayat aku baca dalam shalat ku. Tapi jujur aku hanya mendengar karena tak pernah merasakan apalagi mengalami.
Konon Malam itu semua penghuni semesta bertasbih. Semua amal dibalas berlipat. Daun, binatang, air dan sungai memuji Tuhan. berhenti menahan napas. Tapi jujur sepanjang usiaku aku hanya mendengar cerita nya saja .. mungkin para ustadz sudah pernah mendapatkannya ...
Jika puasa menjadikan bertaqwa mungkin aku pengecualian. Puasaku tak ada bedanya dengan anak-anak disamping dekat rumahku yang tiap hari ke masjid. Yang kami rasa dan lakukan sama. Mungkin bedanya cuman satu : tidak berhubungan dengan istri pada siang hari ... itu saja .. !
Penulis : Nurbani Yusuf @tadarus 21 Komunitas Padhang Makhsyar